28 Juli 2008

Pendidikan Anak Usia Dini

Bertepatan dengan Hari Anak Nasional pada tanggal 23 Juli 2008 kemarin hampir di semua Kota di Indonesia merayakan dengan berbagai macam kegiatan untuk menyemarakan momentum tersebut. Dan kalau kita mampir ke Toko Buku terutama di Kota Besar sekarang dipastikan banyak buku dengan topik pendidikan anak mulai dari judul Melipatgandakan Kecerdasan Emosi Anak, Cara Melejitkan Potensi Anak, Sukses Mendidik Anak dan lain sebagainya. Memang sangatlah masuk akal karena anak adalah merupakan generasi penerus Bangsa, dan dengan Program Pendidikan Anak Usia Dini sangatlah relevan untuk dilaksanakan.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ada 3 jalur yaitu melalui pendidikan formal, non formal dan informal. Pendidikan jalur formal melalui Taman Kanak Kanak atau sederajat, Pendidikan Non formal tempat penitipan anak atau taman bermain sedangan pendidikan informal menitikan beratkan pada keluarga atau lingkungan. Dan yang paling sentral pada PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) adalah orang tua artinya dari lingkungan keluarga sangat berpengaruh besar terhadap pembentukan karakter dan kepribadian seorang anak, lalu bagaimana dengan anak-anak yang terlantar ? Apakah negara menjamin anak terlantar sesuai dengan UUD 45 ? Semoga@

2 komentar:

goresan pena mengatakan...

anak jalanan emang terkadang justru tidak dilirik. entahlah..baru beberapa hari lalu saya menyaksikan launching video kamunitas remaja jalanan jogja, seringkali mereka terjaring razia yang katanya untuk dibina, tetapi menurut pengakuan mereka, tidak ada pembinaan itu. yang ada adalah kekerasan psikis dan fisik.

Multama Nazri mengatakan...

terimakasih telah buat komentar di blog saya mas..
memang civitas akademik telah di komersil kan..
andaipun pendidikan sungguh mahhhal bukan berarti harus dari mahasiswa atau peserta didik..
bukankah mahasiswanya seharusnya memiliki kemampuan dan keahlian dalam bidang/jurusan masing-masing...
kenapa itu tidak dijual atau dikomersilkan...berarti civitas tersebut tidak mampu memberikan keahlian kepada mahasiswanya sehingga produk-produk mahasiswanya tidak lagu dijual....
mereka hanya mengharapkan dari biaya-biaya pendidikan yang sama sekali tidak seimbang dengan yang diharapkan mahasiswa...sehingga outputnya tidak sesuai dengan yang diharapkan perusahaan...nah...disinilah terjadi pengangguran intelektual...karena skil dan kemampuannya yang didapatkan di civitas akademik masing2 tidak sesuai dengan yang diharapakn perusahaan/instansi terkait....mahasiswa asal tamat dan punya gelar sarjana doank...


Berkumpul dengan Keluarga