12 Mei 2011

"Celimpungan"

Pagi itu masih terasa dingin karena angin yang menerpa sekujur tubuhku saat aku didepan rumah membuat kulit beraksi merinding disco, dan dari beranda rumah aku melihat banyaknya kendaraan berlalu lalang hilir mudik yang berarti aktivitas pagi hari sudah dimulai dan aku mulai melihat temeram sinar menguning dari sang surya mulai memberi kehangatan bumi untuk menghilangkan sisa sisa embun di pucuk daun anggrek yang ada di depan rumah. oh alangkah indahnya .....
Namun tak berapa lama ada nada dering dalam perutku berbunyi yang berarti pertanda aku membutuhkan kalori, Sang perdana menteri langsung menganalisa kira kira makanan apa yang perlu aku makan di pagi ini di kota Sriwijaya ini? Akhirnya tak berapa lama sang perdana menteri memutuskan makanan khas untuk sarapan yaitu "celimpungan".
Dengan bergegas seolah tanpa menghiraukan keadaan sekiling aku langsung menuju sepeda motor yang aku parkir di sebelah rumah dan langsung aku start menuju tujuan warung penjual celimpungan, dan alangkah dinginnya angin yang menerpa muka karena laju sepeda motor begitu cepat wuuuus wuuuus, sampailah di warung penjual celimpungan.
Kumakan dengan nafsu yang menggebu tak terasa keringat bercucurun di kepala oooh alangkah nikmatnya santapan ini seolah membuat lidah masih meliuk liuk manari cha cha dan samba dan aku akhiri dengan minum air teh hangat yang membuat air berjalan dari tenggorokan menuju perut yang menyebabkan seluruh tubuh berkeringat dan bergetar aku bersyukur menyebut "alhamdulillah"

Berkumpul dengan Keluarga