08 Mei 2008

Sudut Pandang Manusia


Kalau kita melihat suatu obyek, sebagai insan yang paling sempurna yang dibekali oleh Sang Pencipta dengan instrumen otak yang tak ternilai harganya pastilah obyek itu ditangkap dalam memori dan sejurus kemudian didapat komentar atau bergumam dalam hati. Setiap orang pastilah mempunyai pendapat yang berbeda dalam melihat suatu obyek atau fenomena yang terjadi, hal tersebut disebabkan karena latar belakang pendidikan, budaya, pengalaman masa kecil yang berbeda dan pendapat tersebut pastilah benar adanya menurutnya dan sekelompok orang yang lainnya. Pada umumnya sudut pandang orang melihat suatu fenomena bertumpu pada sisi fisik dan materi obyek tersebut padahal disamping sisi fisik kita juga dapat melihat dari sisi ruhiyah, tentunya dengan kacamatanya dengan kebersihan nurani dan kejamanan iman.

Melihat kesuksesan karier dengan kacamata fisik (lahiriyah) artinya kita menilai kesuksesan itu karena jerih payah kita, dan kerja keras kita, sedang memandangnya dengan sudut pandang ruhiyah, artinya kita meyakini kesuksesan itu sebagai karunia Allah, ujian, sekaligus bukti kekuasaan Allah.

Apakah berarti sisi ruhiyah menafikkan sisi lahiriyah? Tidak. Justru sisi pandang ruhiyah memberi tempat terhormat kepada sisi-sisi lahiriyah yang sifatnya teknis dan materi.

Salah satu cara mengasah sudut pandang ruhiyah, adalah dengan membiasakan diri untuk selalu mencari hikmah tersembunyi di balik segala hal ( pandai pandailah membaca alam yang terkembang). Dan yang terpenting adalah setiap melihat atau mengalami suatu fenomena tetaplah berprasangka baik karena boleh jadi kita membenci sesuatu padahal ia amat baik bagi kita, dan boleh jadi pula kita menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kita , Allah mengetahui sedang kita tidak mengetahui.

Tidak ada komentar:


Berkumpul dengan Keluarga