27 April 2008

Penyebab Kesulitan Hidup


Kesulitan atau kemudahan merupakan realita hidup yang pasti kita hadapi, hal ini sudah merupakan ketetapan takdir yang telah tercatat dalam lauhul Mahfuzh. Sebagai manusia kita berkewajiban melakukan yang terbaik, yaitu mencari jalan jalan kemudahan dan menghindari pintu pintu kesulitan. Untuk itu kita perlu memahami faktor faktor yang menimbulkan kesulitan hidup. Hal ini sangat penting agar kita dapat menyikapi kesulitan kesulitan sesuai dengan situasi dan kondisinya.


Berikut ini ada beberapa faktor kesulitan hidup, antara lain :


1. Kesulitan sebagai ujian keimanan


Allah Swt, berfirman : "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan saja mengatakan, 'Kami telah beriman padahal mereka belum diuji? Dan sungguh kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, agar Allah mengetahui orang orang yang benar dan mengetahui orang orang yang berdusta." (Al Ankabut: 2-3)


Suatu saat, mungkin kita mengalami peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan misalnya jatuh sakit, gagal panen, kesempitan ekonomi, kehilangan barang, ditipu oleh orang lain, mengalami penghinaan, dikucilkan, dll. Semua itu merupakan musibah yang tidak menyenangkan, tetapi jika kita tetap istiqamah beribadah kepada Allah dan tidak mengurangi ketaatan dan rasa syukur kepada Nya berarti kita lolos dari ujian iman. Hikmah yang muncul sesudah itu ialah meningkatnya derajat keimanan kita, dan Allah akan melimpahkan nikmat nikmat lain sebagai ganti kenikmatan yang hilang.


2. Kesulitan sebagai resiko perjuangan


Allah Swt, berfirman :" Apakah kalian mengira akan begitu saja masuk surga, padahal belum datang kepada kalian cobaan cobaan seperti orang orang sebelum kalian? Mereka terimpa kesengsaraan, kesempitan dan diguncang (oleh cobaan cobaan), hingga berkatalah Rasul dan orang orang beriman yang bersamanya, 'kapankah datangnya pertolongan Allah?' Ketahuilah, sesungguhnya (setelah semua cobaan itu) pertolongan Allah sudah dekat." (Al-Baqarah:214)


Perjuangan pastila menuntut kesabaran, sebab tidak ada perjuangan yang mudah. Orang orang beriman sangat menyadari resiko perjuangan bahkan orang orang non muslim menyadari kenyataan itu. Mereka berjuang keras untuk meraih kemajuan di bidang pangan, pendidikan, kesehatan, teknologi, informasi, kebudayaan, politik, sampai militer. Tidak terhitung jumlah manusia patriotik yang telah berkoban demi kenyamanan hidup anak cucu mereka.


Negara Jepang dewasa ini dikenal sebagai raksasa teknologi, industri, dan perdagangan. Gerakan bisnis Jepang sangat mengkhawatirkan negara negara maju di Amerika, Eropa dan Asia sendiri. Padahal kalau dilihat dari sisi luas wilayah, kekayaan tambang, atau kenyamanan iklim Jepang bukanlah negara yang ideal. Tetapi pengorbanan orang orang Jepang di masa lalu sangatlah besar. Mereka sangat bersemangat mengejar ketinggalan teknologi dari Negara Barat. Di sana dikenal istilah Harakiri, yaitu bunuh diri membelah perut sendiri (lihat Film The Last Samurai). Tentu saja, bunuh diri seperti tu haram ditiru, tetapi cukuplah kita memahami bahwa bangsa Jepang di masa lalu telah bekerja mati matian untuk mendapatkan kejayaan ekonomi bagi anak cucu mereka sekarang.


3. Kesulitan terjadi karena kemalasan


Rasullah Saw, bersabda "Dan siapa yang lambat amal perbuatannya, maka dia tidak akan dipercepat oleh (keunggulan) nasabnya (garis keturunannya) (HR. Al-Buchari Muslim)


Di anatara sebab kesulitan adalah kemalasan. Kemalasan bersumber dari lemahnya jiwa dan dorongan hawa nafsu. Seseorang merasa berat melakukan sesuatu yang baik, sedangkan dirinya lebih menyukai kesenangan kesenangan. Ketika waktu belajar, dia pergunakan untuk bermain, ketika saatnya menabung dia menghabiskan uang untuk jajan, ketika saatnya membangun karier dia lebih suka keluyuran tak tentu arah, ketika saatnya khusuk dalam beribadah dia justru tenggelam dalam perbuatan sia sia. Kesempatan dan kekuatan yang semestinya dipakai untuk mencapai kebaikan justru dihambur hamburkan tak jelas tujuannya. Jika seseorang melalui proses seperti ini dikemudian hari hidupnya menderita, hal tersebut merupakan akibat dari perbuatannya sendiri. Tidak ada yang patut disesali selain masa muda yang dibuang buang, serta rizki yang dihambur hamburkan . Kepada Allah kita memohon perlindungan dari sifatmalas dan berbagai keburukan yang bersumber darinya. Tidak mengherankan jika Rasullah Saw bersabda,"Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan rasa malas." (HR. Al-Bukhari)

4. Kesulitan karena kemaksiatan

Allah Swt berfirman: " Dan siapa yang mengerjakan satu dosa maka sesungguhnya dia mengerjakan dosa itu untuk (kerugian) dirinya sendiri." (An Nisaa:111)

Banyak orang merasa bebas berbuat dosa, sebab dosa dosa itu tidak terlihat secara langsung. Jika dosa serupa penyakit yang langsung terasa pada tubuh, mungkin banyak orang akan berpikir ulang sebelum berbuat dosa. Dampak yang tak terlihat ini membuat banyak orang merasa ringan melakukan perbuatan perbuatan yang dilarang Allah. Padahal setiap dosa berdampak buruk terhadap pelakunya di dunia dan akhirat. Jika doda seseorang masih ringan, ia masih bisa dihapuskan dengan istighfar, tetapi jika kadar dosa itu sudah mematikan hati maka balasan bagi pelakunya ialah bencana yang maha berat.

Jika perbuatan dosa dilakukan oleh satu orang, hal itu membuatnya gelisah, lalu bagaimana jika dosa dosa tersebut dilakukan oleh puluhan, ratusan, ribuan hingga jutaan orang ? Jika demikian keadaannya maka kehidupan suatu bangsa akan diliputi dengan kesusahan kesusahan. Apa yang selama ini menimpa bangsa indonesia berupa bencana alam, dan bencana kemanusiaan, semua ini merupakan peringatan besar dari Allah Swt, jika kita semua merenunginya.

"Akan tetapi mereka mendustakan (ayat ayat Kami), maka kami siksa mereka dengan perbuatannya." (Al A'araf:96)

Demikiannlah beberapa penyebab kesulitan hidup, tinggal kita merenungi apa yang selama ini terjadi di sekitar kita. Lihatlah siuasi sekeliling, lalu pikirkanlah sejernih mungkin, kira kira faktor apa yang menyebabkan kesulitan kesulitan muncul? (Bgm kita dapat membaca alam).

Apapun faktor penyebabnya, melakukan perbaikan secara sungguh sungguh tidak pernah merugikan atau menimbulkan penyesalan. " Barang siapa yang takut kepada Allah dan melakukan perbaikan, tidak ada ketakutan atas mereka dan pula mereka merasa bersedi hati".(Al A'raaf:35) (Sumber dari buku Hidup itu mudah).


Tidak ada komentar:


Berkumpul dengan Keluarga